Jakarta, Aktual.co — Produksi kelapa sawit 2012 sebanyak 113.887 ton, 2011 sebanyak 114.326 ton, produksi kelapa sawit 2010 sebanyak 29.278 ton dengan luas lahan 16.878 hektare.
Luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung, pada 2012 mencapai 19.708 hektare atau meningkat dibanding 2011 yang hanya tercatat seluas 18.180 hektare.
"Namun, hampir 75 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit yang ada itu dikuasai perusahaan swasta, sehingga pengembangan komoditas ini melenceng dari program awal untuk meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Bangka Selatan Kartino di Toboali Kamis (28/3).
Ia menjelaskan bahwa peningkatan luas perkebunan kelapa sawit ini tidak mempengaruhi produksi kelapa sawit yang mengalami penurunan karena harga CPO turun sebagai dampak krisis ekonomi global.
Produksi kelapa sawit 2012 sebanyak 113.887 ton, 2011 sebanyak 114.326 ton, produksi kelapa sawit 2010 sebanyak 29.278 ton dengan luas lahan 16.878 hektare.
Produksi kelapa sawit 2009 sebanyak 30.095 ton dengan luas lahan 14.878 hektare, produksi 2008 sebanyak 3.260 ton dengan luas lahan 1.819 hektare, produksi 2007 sebanyak 3.116 ton dengan luas lahan 1.777 hektare.
"Dalam dua tahun terakhir ini, kami tidak lagi memprogram pengembangan perkebunan kelapa sawit ini seperti penyaluran bantuan bibit, pupuk dan lainnya, karena keterbatasan lahan dan biaya pengelolaan, perawatan serta produksi komoditas ini membutuhan biaya tinggi yang memberatkan ekonomi petani," ujarnya.
Menurut dia, pengembangan komoditas ini cukup tinggi, sehingga akan mengganggu pengembangan komoditas unggulan daerah lainnya seperti lada putih, karet, kakao, cengkih, kelapa dan lainya.
"Saat ini, kami tidak lagi memberikan izin perluasan perkebunan kelapa sawit kepada perusahaan untuk mencegah permasalahan sosial yang merugikan warga khususnya petani," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa saat ini, kami membuka investasi industri hilir pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi produk jadi maupun setengah jadi untuk meningkatkan produksi dan nilai jual TBS sehingga akan berdampak peningkatan kesejahteraan petani.
"Dengan adanya industri hilir CPO ini tentu harga jual TBS akan lebih stabil dan petani tidak akan mengalami kerugian yang cukup besar karena harga TBS anjlok seperti akhir tahun lalu, harga TBS petani hanya berkisar Rp150 hingga Rp250 per kilogram dari harga normal Rp1.100 perkilogram," ujarnya