Kamis, 21 Maret 2013

Kebutuhan Tenaga Pemanen Kelapa Sawit


Kebutuhan tenaga kerja harus mempertimbangkan luas areal dan kemampuan pekerja agar pekerjaan panen dapat terselesaikan dengan baik. Pada sistem block harvesting system, para pemanen sudah memiliki hancak tetap masing-masing yang sudah diatur oleh mandor panen. Contoh perhitungan kebutuhan tenaga pemanen seperti berikut:
Luas areal TM = 934.57 ha
Jumlah tenaga panen Mei 2012 = 51 orang
Tenaga dibutuhkan = (934.57/18) + ((934.57/18)x10%) = 57 orang
Kekurangan tenaga panen = 6 orang
Tenaga belajar panen = 3 orang
Rasio tenaga kerja berkisar 1:18, artinya setiap pemanen memiliki areal panen seluas 18 ha selama satu rotasi panen. Jumlah dasar tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk memenuhi rasio 1:18 adalah sejumlah 52 orang. Sisanya, sebanyak 10% dari jumlah kebutuhan utama tenaga pemanen merupakan cadangan apabila dalam keseharian terdapat pemanen yang tidak masuk kerja ataupun produksi buah sedang meningkat. Apabila terjadi kelebihan tenaga, maka kelebihannya akan dialihkan pekerjaan rawat hancak. Selain kuantitas dari kebutuhan pemanen, kualitas dari setiap individu pemanen pun perlu menjadi perhatian agar pemanen dapat bekerja secara optimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Menurut Fauzi et al. (2007), kebutuhan tenaga pemanen dipengaruhi oleh kerapatan panen, luas hancak yang akan dipanen, kapasitas panen, berat janjang rata-rata, dan populasi per blok. Perhitungan kebutuhan tenaga pemanen adalah sebagai berikut:
Tenaga pemanen = (A ×B ×C ×D)/E
Keterangan :
A = Luas hancak yang akan dipanen (ha)
B = Kerapatan panen
C = Berat janjang rata-rata (kg)
D = Populasi (pohon/ha)
E = Kapasitas panen/HK
Perhitungan yang berdasarkan Fauzi et al. (2007) lebih mengoptimalkan basis borong yang diperoleh oleh seorang pemanen dengan strategi memperluas hancak ketika kerapatan panen rendah. Akan tetapi perhitungan tersebut memiliki kelemahan karena kualitas tenga pemanen yang kurang disiplin dan faktor usia pemanen yang mempengaruhi penyelesaian hancak panen. Perolehan produksi pun diharapkan lebih meningkat dibandingkan taksasi dengan tenaga panen aktual yang dipekerjakan.