Jakarta, (Analisa). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan tarif bea keluar (BK) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tetap 10,5% untuk periode April 2013.
“Setelah memperhatikan usulan tertulis dan hasil rapat koordinasi dengan instansi teknis terkait, Kementerian Perdagangan RI telah menetapkan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian, Kehutanan serta Pertambangan yang dikenakan Bea Keluar untuk periode April 2013,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (29/3).
Tarif bea keluar untuk komoditi CPO dan produk turunannya berpedoman pada harga referensi yang didasarkan pada harga rata-rata cost insurance freight CPO dari Rotterdam, bursa Malaysia, dan bursa Indonesia.
Penetapan HPE CPO didasarkan pada Harga Referensi CPO US$ 851,39/MT yang turun sebesar US$ 2,48 atau 0,29% dari periode bulan sebelumnya yaitu US$ 853,87/MT, sehingga didapat HPE CPO sebesar US$ 780/MT yang turun US$ 2 atau 0,26% dibandingkan periode bulan sebelumnya yaitu US$ 782/MT. Untuk penetapan Bea Keluar (BK) CPO sebesar 10,5% tercantum pada kolom 2 lampiran III PMK 75 Tahun 2012. Ini berarti tidak terdapat perubahan BK dari periode bulan sebelumnya.
Sedangkan Harga Referensi Biji Kakao untuk penetapan HPE Biji Kakao mengalami penurunan sebesar US$ 81,14 atau 3,7% yaitu dari US$ 2.190,73/MT menjadi US$ 2.109,59/MT, sehingga berdampak pada penetapan HPE Biji Kakao yang juga menurun sebesar US$ 79 atau 4,13% dari US$ 1.911/MT pada periode bulan sebelumnya menjadi US$ 1.832/MT. Namun, BK Biji Kakao tidak berubah dibandingkan periode bulan sebelumnya, yaitu sebesar 5%.
Produk pertambangan yang mengalami kenaikan HPE pada April 2013 dari periode sebelumnya antara lain Bijih Mangan yang naik sebesar 9,26% dari kisaran harga US$ 186,10-US$ 271,00/DMT menjadi US$ 203,72-US$ 295,67/DMT; Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar FE = 49,99% yang naik sebesar 25,9% dari harga US$ 17,02/DMT menjadi US$ 21,43/DMT; serta Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 49,99% < FE = 51,99 naik sebesar 39,64 dari harga US$ 21,24/DMT menjadi US$ 29,66/DMT. Sedangkan Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 51,99% < Fe = 54,99% sebesar US$ 41,82/DMT; Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 54,99% < Fe = 56,99% sebesar US$ 65,02/DMT; dan Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar Fe > 56,99% sebesar US$ 110,17/DMT.
Sementara, produk pertambangan yang mengalami penurunan HPE pada April 2013 dibandingkan periode sebelumnya adalah Bijih Nikel turun sebesar 7,33% dari kisaran harga US$ 13,51-US$ 38,97/WMT menjadi US$ 12,52-US$ 36,11/WMT; Bijih Aluminium turun sebesar 0,8% dari harga US$ 21,25 menjadi US$ 21,08/DMT; Bijih Zirconium turun sebesar 14,19% dari harga US$ 1.051,63/WMT menjadi US$ 902,38/WMT; serta Zirconium silikat dari jenis yang dipakai sebagai opasitas turun sebesar 14,19% dari harga US$ 1.167,49/DMT menjadi US$ 1.001,79/DMT. (dtc)
“Setelah memperhatikan usulan tertulis dan hasil rapat koordinasi dengan instansi teknis terkait, Kementerian Perdagangan RI telah menetapkan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian, Kehutanan serta Pertambangan yang dikenakan Bea Keluar untuk periode April 2013,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (29/3).
Tarif bea keluar untuk komoditi CPO dan produk turunannya berpedoman pada harga referensi yang didasarkan pada harga rata-rata cost insurance freight CPO dari Rotterdam, bursa Malaysia, dan bursa Indonesia.
Penetapan HPE CPO didasarkan pada Harga Referensi CPO US$ 851,39/MT yang turun sebesar US$ 2,48 atau 0,29% dari periode bulan sebelumnya yaitu US$ 853,87/MT, sehingga didapat HPE CPO sebesar US$ 780/MT yang turun US$ 2 atau 0,26% dibandingkan periode bulan sebelumnya yaitu US$ 782/MT. Untuk penetapan Bea Keluar (BK) CPO sebesar 10,5% tercantum pada kolom 2 lampiran III PMK 75 Tahun 2012. Ini berarti tidak terdapat perubahan BK dari periode bulan sebelumnya.
Sedangkan Harga Referensi Biji Kakao untuk penetapan HPE Biji Kakao mengalami penurunan sebesar US$ 81,14 atau 3,7% yaitu dari US$ 2.190,73/MT menjadi US$ 2.109,59/MT, sehingga berdampak pada penetapan HPE Biji Kakao yang juga menurun sebesar US$ 79 atau 4,13% dari US$ 1.911/MT pada periode bulan sebelumnya menjadi US$ 1.832/MT. Namun, BK Biji Kakao tidak berubah dibandingkan periode bulan sebelumnya, yaitu sebesar 5%.
Produk pertambangan yang mengalami kenaikan HPE pada April 2013 dari periode sebelumnya antara lain Bijih Mangan yang naik sebesar 9,26% dari kisaran harga US$ 186,10-US$ 271,00/DMT menjadi US$ 203,72-US$ 295,67/DMT; Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar FE = 49,99% yang naik sebesar 25,9% dari harga US$ 17,02/DMT menjadi US$ 21,43/DMT; serta Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 49,99% < FE = 51,99 naik sebesar 39,64 dari harga US$ 21,24/DMT menjadi US$ 29,66/DMT. Sedangkan Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 51,99% < Fe = 54,99% sebesar US$ 41,82/DMT; Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar 54,99% < Fe = 56,99% sebesar US$ 65,02/DMT; dan Bijih Besi Tidak Diaglomerasi dengan kadar Fe > 56,99% sebesar US$ 110,17/DMT.
Sementara, produk pertambangan yang mengalami penurunan HPE pada April 2013 dibandingkan periode sebelumnya adalah Bijih Nikel turun sebesar 7,33% dari kisaran harga US$ 13,51-US$ 38,97/WMT menjadi US$ 12,52-US$ 36,11/WMT; Bijih Aluminium turun sebesar 0,8% dari harga US$ 21,25 menjadi US$ 21,08/DMT; Bijih Zirconium turun sebesar 14,19% dari harga US$ 1.051,63/WMT menjadi US$ 902,38/WMT; serta Zirconium silikat dari jenis yang dipakai sebagai opasitas turun sebesar 14,19% dari harga US$ 1.167,49/DMT menjadi US$ 1.001,79/DMT. (dtc)