Tampilkan postingan dengan label limbah PKS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label limbah PKS. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Januari 2014

Procedure pengujian mutu limbah – penentuan asam lemak mudah menguap (VFA)


Procedure pengujian mutu limbah – penentuan asam lemak mudah menguap (VFA)

Pengertian
Asam lemak mudah menguap (VFA) adalah asam-asam yang dapat menguap pada suhu air mendidih

Defenisi dan prinsip
Asam lemak mudah menguap dapat dipisahkan dengan metode destilasi

Peralatan diperlukan
  • Buret 25 ml
  • Beaker 100ml
  • Gelas ukur 100 ml
  • PH meter
  • Statif
  • Magnit dan pengaduk magnit
  • Heating mantle

Reagent diperlukan
  • Asam sulfat
  • NaOH 0.1 N

Prosedure Kerja
Masukkan 100ml  limbah cari ke dalam labu erlemeyer dengan aquadest hingga menjadi 150 ml dan tambahkan 5 ml H2SO4 6N. kemudian didestilasi dalam Heating Mantle. Hasil destilasi ditampung sampai volume 100 ml. Titrasi dengan NaOH 0.1 dan celupkan PH meter ke dalam hasil destilasi dan diaduk magnetic stirrer. Titrasi berakhir dengan PH 7.8

Cara perhitungan 

V = Volume dari  Na OH
N = normalitas dari NaOH


Prosedure pengujian mutu limbah PKS – penentuan alkalinitas


Prosedure pengujian mutu limbah – penentuan alkalinitas

Pengertian
Alkalinitas adalah tingkat kealkalian dari limbah yang disebabkan oleh garam CaCO3 atau garam alkali tanah.

Defenisi dan prinsip
Alkalinitas dapat ditetapkan dengan mereaksikan logam alkali yang terdapat dalam air dengan asam sulfat

Peralatan diperlukan
·         Buret  25 ml
·         Labu erlemeyer
·         Pipet 10 ml


Reagent Diperlukan
·         Limbah cair
·         Larutan methyl orange  1 % dalam alcohol (mthyl orange)
·         Larutan 0.1 N H2SO4

Prosedur test
·         Contoh di pipet sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam gelas erlemeyer selanjutnya encerkan dengan aquadest menjadi 100 ml
·         Kemudian dititrasi dengan asam sulfat 0.1 N, celupkan PH meter dan aduk dengan magnetic stirrer. Titrasi dinyatakan selesai jika PH mencapai 4.5

Cara pehritungan
 

A = Volume asam sulfat
N = Normalitas asam sulfat

Prosedur Test
·         Ambil 10 ml larutan 0.1 H2SO4, ditambahkan indicator pp 2 tetes- titrasi dengan larutan 0.1 NaOH
·         Titrasi diakhiri jika telah terjadi perubahan warna menjadi merah jambu

cara perhitungan

 

CARA MENGANALISA MUTU LIMBAH PKS – PENENTUAN pH


CARA MENGANALISA MUTU LIMBAH – PENENTUAN pH

Pengertian
Derajat keasaman limbah dinyatakan dengan PH yang merupakan parameter kondisi limbah

Defenisi dan prinsip
Derajat keasaman ditetapkan dengan menggunakan PH meter

Peralatan diperlukan
·         pH meter
·         Gelas piala


Reagent di perlukan
Limbah cair

Prosedur test
·         Contoh yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam gelas piala 200 ml
·         pH meter ditera dengan menggunakan larutan Buffer pH 7 sehingga titik netral pada skala 7
·         Celupkan electrode pH meter ke dalam gelas piala dan baca angka yang menunjukkan pH limbah
·         pH yang terbaca dalam pH meter adalah pH actual limbah

CARA MENGANALISA LIMBAH CAIR PKS


CARA MENGANALISALIMBAH CAIR PKS

Pengelolaan kelapa sawit merupakan  proses untuk memperoleh minyak dan inti sawit dari tandan buah kelapa sawit melalui tahapan proses perebusan, pemipilan, pelumatan,  pengempaan,  pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan dan penimbunan

Dalam pengolahan tersebut, dihasil limbah yaitu limbah cair, limbah padat dan polusi  udara yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung dibuang ke badan penerima. Untuk itu setiap pabrik kelapa sawit dilengkapi dengan unit-unit pengolah limbah. Khusus untuk limbah cair system yang digunakan umumnya adalah system kolam. System tersebut dimaksudkan untuk menurunkan
tingkat BOD dari rata-rata 25.000 mg/ltr, hingga mencapai baku mutu yang dpersyaratkan pada BOD 250 mg /ltr sebelum dialirkan ke badan penerima atau ke sungai. System yang digunakan untuk pengolahan limbah cair ada beberapa macam, misalnya system kolam, two phase activated sludge. System tersebut dipandang sebagai system yang cocok untuk pengolahan limbah kelapa sawit karena lahan cukup tersedia bukan merupakan kendala, kondisi iklim tropis mendukung aktifitas bakteri dalam perombakan senyawa organic, disamping pengoperasiannya mudah dan biaya investasi relative lebih murah. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan system kolam tetap dipilih baik di Malaysia  maupun Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi  pengoperasian kolam limbah dipandang perlu untuk disusun suatu buku pedoman yang terdiri dari penjelasan umum proses pengolahan kelapa sawit, sumber dan karakteristik limbah, prosedur pengoperasian kolam, prinsip dasar proses yang berlangsung didalam kolam metode pemantauan untuk pengendalian pengoperasian kolam

Singkatan
BOD                : Biological Oxygen Demand
COD                : Chemical Oxygen Demand
TSS                 : Total Suspenden Solid
VFA                 : Volatile Fatty Acid
HRT                : Hydraulic Retention Time (masa tinggal)

Istilah
  1. Limbah adalah buangan hasil proses pengolahan yang tidak dimanfaatkan
  2. Limbah cair pengolahan sawit adalah limbah cair berupa air kondensat stasiun rebusan, limbah dari stasiun klarifikasi, limbah dari hydrocyclone atau claybath
  3. Proses anaerobic adalah proses perlakuaan hayati yang terjadi tanpa adanya oksigen
  4. Proses aerobic  adalah proses perlakuan hayati yang terjadi dengan adanya oksigen
  5. Aerasi adalah proses pemasukan oksigen ke dalam air secara alami atau secara mekanis
  6. Kolam pendingin adalah kolam yang khusus digunakan untuk menurunkan temperature limbah cari dari fat pit dengan atau tanpa menara  pendingin
  7. Kolam pencampur (mixing pond) adalah kolam kondisioning, dimana limbah segera dari kolam pendingin bercampur dengan lumpur aktif yang di back mixing dari kolam anaerobic. Pada pencampuran ini akan  terjadi kontak awal antara limbah segera dari bibit bakter
  8. Kolam anaerobic merupakan tempat proses perombakan secara anaerobic, bakteri asam mengubah substrat VFA selanjutnya VFA akan diubah oleh bakteri methagonic menjadi senyawa methane (CH4) dan CO2
  9. Kolam aerobic merupakan tempat proses perombakan secara aerobic dengan adanya O2