Minggu, 24 Agustus 2014

Kelapa Sawit Indonesia Antara Potensi dan Issu Lingkungan


Sumber Foto: www.merdeka.com 
Ilustrasi Kebakaran Hutan di Riau

Lahan kelapa sawit di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Hasil panen kelapa sawit adalah yang nomer Wahid di dunia. Daratan Indonesia masih luas dan masih banyak wilayah yang akan mengembangkan kelapa sawit. Kita sudah bisa melewati Malaysia dari sisi luasan. Namun banyak diantaranya lahan sawit ini dimiliki oleh perusahaan asing, termasuk Malaysia yang lebih dulu memasyarakatkan kelapa sawit. Saat ini pemerintah sudah mulai membatasi kepemilikan asing.

Potensi daratan Indonesia yang dilalui garis katulistiwa sangat cocok untuk menanam kelapa sawit, karena sawit memerlukan sinar matahari yang banyak dan curah hujan yang memadai.

Devisa yang diperoleh Negara atas produk turuan kelapa sawit pun sangat berlimpah, meskipun belum maksimal ditangani

Potensi perkembangan ekonomi daerah ini melalui kelapa sawit ini membuat pemerintah daerah berlomba memanfaatkan lahan tidur di daerahnya disulap menjadi perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit ini akan menambah income daerah terutama manfaat untuk petani plasma yang terangkat ekonominya dari hasil kelapa sawit.

Banyak petani bisa lebih sejahtera dengan berkebun kelapa sawit yang dikelola dengan benar.


Issu Lingkungan

Tentunya issu lingkungan dan pemanasan global menjadi issu hangat yang sering disorot pemerhati lingkungan. Pengusaha perkebunan sering 'dituding' merusak alam.

Kenapa sih issu lingkungan menjadi hangat? Karena kelapa sawit ini menyerap air tanah yang sangat banyak dan setiap pembukaan lahan kelapa sawit akan membersihkan/membunuh pohon keras yang justru menyimpan air. Ini kan membahayakan lingkungan...

Issu yang saat ini sedang hangat adalah eksport asap ke Negara tetangga yang berasal dari kebakaran hutan di Riau. Membersihkan lahan dengan membakar adalah pelanggaran hukum. Namun di lapangan, membersihkan lahan dengan membakar adalah solusi cepat dan 'murah' dan sering menjadi alternative.

Tentunya keseimbangan antara perkembangan ekonomi daerah dengan mengembangkan potensi perkebunan kelapa sawit dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan adalah kunci bumi kita akan tetap lestari.

Mari kita kawal langkah nyata di lapangan.....agar ekonomi tumbuh dan alam lestari

Baca juga: Peta Potensi dan Sebaran Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia: Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (Siska)

============================

Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).

Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    

Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MBAK EVA  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367


  Kunjungi Toko Online kami di : 

Simak Info Kesehatan lainnya di :

 
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun?  Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik Disini, Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada. 
Selamat Berpromosi  

Rabu, 12 Maret 2014

Berapakah Standart Kebutuhan Tenaga Pemanen di perkebunan Kelapa Sawit?


  Kebutuhan Tenaga Pemanen

Persiapan sebelum mulai panen pada umur 30 bulan adalah sangat menentukan pencapaian berapa ton TBS per hektar yang didapat.  Persiapan tersebut meliputi:

1.    Tempat pengumpulan hasil (TPH).  Setiap 6 baris tanaman dibuat 1 TPH dengan ukuran 7 m x 4 m yang kondisinya harus dirawat bersih.
2.    Pasar rintis.  Tiap 2 baris ada 1 pasar rintis yang kondisinya harus bersih.
3.    Titi panen harus sudah dipasang.
4.    Tunas pasir dan sanitasi harus sudah dilakukan.
5.    Karyawan potong buah dan peralatannya harus tersedia.

Suatu TBM baru dapat beralih ke taraf TM bila telah memenuhi syarat-syarat:


1.    Kerapatan panen  60%.
2.    Berat tandan rata-rata > 3 kg.
3.    Angka penyebaran panen kurang dari lima (tiap 5 pokok minimal dapat dipanen         1 janjang).


Perhitungan jumlah tenagapanen harus didasarkan pada kebutuhan tenaga pemanen pada saat bulan-bulan produksi puncak (peak month).  Cara penghitungannya adalah sebagai berikut.



 
 
 
Tukang potong buah/tunas rata-rata bekerja di areal seluas 9-12 ha TM atau untuk areal 5.000 ha diperlukan 417-556 tukang potong buah/tunas.

 Sumber : Palm oil

cara memanen Buah kelapa sawit dengan mudah



  Pendahuluan

Potong buah adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS).  Dengan demikian tugas utama personil di lapangan ialah mengambil buah dari pokok dan mengantarnya ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat.  Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi (ekstraksi), sedangkan waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (ALB/FFA).

Produksi MKS dan IKS per hektar dapat menunjukkan tingkat produksi yang dicapai sudah maksimal atau belum.  Produksi yang maksimal hanya dapat dicapai apabila kerugian (losses) produksi minimal.  Dengan demikian pengertian menaikkan produksi adalah memperkecil losses, sehingga inti pekerjaan potong buah adalah memperkecil lossesproduksi.


Sumber-sumber losses produksi di lapangan adalah:

1.    Buah mentah.
2.    Buah masak tinggal di pokok (tidak dipanen).
3.    Brondolan tidak dikutip.
4.    Buah/brondolan dicuri.


.  Persiapan Panen

Persiapan panen meliputi pengaturan seksi potong buah; persiapan peralatan panen; dan persiapan tenaga pemanen.



Jumlah seksi potong buah disusun menjadi 6 seksi, yaitu A, B, C, D, E, F sehingga jumlah rotasi panen per bulan bervariasi antara 3.5-4.5 kali.  Seksi potong buah disusun sedemikian rupa sehingga:

Ø  Satu seksi dipanen satu hari.  Jumlah hari panen 6 hari tiap minggu.  Pada hari Minggu atau hari libur dilarang potong buah terkecuali untuk ganti hari hujan atau hari libur tertentu (hari raya).
Ø  Mempermudah pindah hancak dari satu blok ke blok lain.
Ø  Mempermudah pengawasan oleh Asisten, Mandor I dan Mandor Panen.
Ø  Transpor TBS lebih efisien.
Ø  Output pemanen lebih tinggi.





Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemanenan ditunjukkan pada Tabel 1, sedangkan peralatan untuk pemeriksaannya ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 1.  Alat-alat Potong Buah

No
Nama Alat
Spesifikasi
Penggunaan/Pemakaian
1.
Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm.
Potong buah tanaman umur 3-4 tahun.
2.
Dodos besar
Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah  0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm.
Potong buah tanaman umur 5-8 tahun.
3.
Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada sumbu 1350 .
Potong buah tanaman umur > 9 tahun.
4.
Goni eks-pupuk

Wadah transpor TBS ke TPH.  Memuat brondolan ke alat transpor.
5.
Angkong

Alat transpor TBS ke TPH.
6.
Tali nilon
5 cm, pilin 3, 1 kg = 43 cm = 5 egrek.
Pengikat pisau egrek.
7.
Batu asah

Pengasah dodos dan egrek.
8.
Bambu egrek
Panjang 10-11 m, tebal 1-1.5 cm, berat 2.5-3 kg/meter, diameter ujung 4-5 cm, diameter pangkal 5-7 cm.
Gagang pisau egrek.
9.
Arit kecil

Tunas pasir.
10.
Gancu
Besi beton 3/8", panjang sesuai kebiasaan setempat.
Muat/bongkar TBS ke/dari alat transpor.
11.
Tojok/tombak
Sesuai kebiasaan setempat.
Muat/bongkar TBS ke/dari alat transpor.


Tabel 2.  Perlengkapan Pemeriksaan Pekerjaan Panen

Nama Alat
Pengguna
Kegunaan
Gancu
Asisten, Mantri Buah.
Untuk menghitung dan memeriksa mutu buah.
Gancu berstempel
Kerani Buah
Untuk menandai buah yang sudah dihitung Kerani buah.
Pensil lilin merah
Kerani Buah
Untuk memeriksa mutu buah.
Buku Pemeriksaan Mutu Buah
Manager, Askep, Asisten, Mantri Buah.
Untuk memeriksa mutu buah dan mutu hancak.
Buku Penerimaan Buah
Kerani Buah
Untuk mencatat jumlah janjang pendapatan karyawan potong buah.
Notes karyawan potong buah
Mandor/Kerani Buah
Untuk mencatat premi tiap karyawan potong buah.


Sumber : palm oil

Sabtu, 01 Maret 2014

Berapakah gaji dan bonus untuk karyawan dan staff perkebunan kelapa sawit di indonesia

Perkebunan kelapa sawit  di indonesia merupakan perusahaan yang terbanyak. dan perkebunan sawit ini tersebar luas di setiap pulau yang ada di indonesia. perkebunan kelapa sawit merupakan andalan bagi negara indonesia, jadi tidak salah kalau indonesia merupakan negara terbesar penghasil CPO di dunia. oleh karena itu para karyawan ataupun pekerja perkebunan kelapa sawit biasanya mendapatkan gaji yang sesuai dengan UMR di setiap daerahnya masing-masing. tetapi hampir kebanyakan dari perkebunan/pabrik kelapa sawit yang ada di indonesia mendapatkan fasilitas yang cukup dibandingkan pekerja yang bekerja di daerah perkotaan. berikut ini fasilitas dan bonus yang didapatkan pekerja dan staff yang bekerja di perkebunan/ pabrik kelapa sawit di indonesia:

untuk karyawan:

  • gaji sesuai UMR/UMP masing-masing daerah
  • Mendapatkan Rumah G1 (untuk supervisi) G2 dan long house untuk karyawan
  • Mendapatkan listrik/air ( sesuai kebijakan perusahaan masing-masing)
  • Mendapatkan Tunjangan hari Raya ( THR)
  • Fasilitas klinik dan kesehatan
  • mendapatkan bonus Tahunan (keuntungan perusahaan). biasanya untuk perkebunan swasta bonus 2 bulan - 8 bulan gaji. sedangakan untuk perkebunan BUMN biasanya 10 bulan gaji
Untuk Staff/Asisten :
  • Gaji sesuai lamanya bekerja atau sesuai golongan
  • Mendapatkan Rumah
  • kendaraan
  • THR
  • perobatan
  • Tunjangan
  • mendapatkan bonus Tahunan. untuk perkebunan swasta bonus 2 bulan - 10 bulan gaji. sedangkan untuk Perkebunan BUMN diatas 10 Bulan gaji
 Semoga Perkebunan sawit di indonesia semakin maju dan berkembang, dan bukan hanya itu kesejahteraan karyawan dan staff nya semakin makmur

Sumber : Perkebunan kelapa sawit indonesia

Cara Mengoperasikan/menjalankan Screw press di PKS


 
Mesin press merupakan mesin pengekstrak minyak dimana bubur buah yang telah diaduk dipress sehingga minyak yang terkandung di dalam bubur buah akan keluar akibat tekanan dari pengepress.

            Pekerjaan ekstraksi minyak dapat dilakukan dengan cara:
1.      Ekstraksi minyak secara mekanis
2.      Ekstraksi minyak secara fisis
3.      Ekstraksi minyak secara mekanis & Fisis
4.      Ekstraksi minyak secara biologis
Pada umumnya ekstraksi minyak  kelapa sawit di lakukan secara mekanis yaitu dengan  pengepressan atau pengempaan. Berikut cara kerja screw press pada pabrik kelapa sawit
1.       Isi Minyak Hydraulic power pack dengan shell tellus 68 atau sejenisnya kira-kira 40 liter hingga mencapai ambang atas petunjuk Fluid level gauge melalui mulut Filter Breather.

2.       Isi minyak Bak roda gigi ( Intermediate housing ) dengan shell Omala 460 atau Macoma R75 atau sejenisnya kira – kira 55 liter hingga mencapai ambang batas petunjuk fluid level gauge melalui mulut filter Breather.
3.       Isi minyak Reduktor (Gear Reducer) dengan shell omala 460 atau macoma R75 atau sejenisnya kira –kira 65 liter hingga mencapai ambang petunjuk Level Gauge yang terdapat disamping Reduktor.

Peringatan : Volume minyak Reduktor ini berbeda – beda, tergantung jenis reduktor yang digunakan. Periksa Level Gauge , jika level – minyak masih belum mencapai batas petunjuknya, maka harus ditambah.

4.       Bersihkan lokasi dari seluruh sisa kotoran dari pekerjaan
5.       Periksa seluruh kekencangan baut dan mur, termasuk sambungan kabel di kotak starter dan Electric motor. Jika longgar, komponen –listrik dalam kotak starter mudah terbakar.
6.       Periksa putaran Electric motor screw press, arahnya harus “ balik arah jarum – jam” ( anti clockwise) jika melihat dari sisi depan Cluth Driven pulley Gear reducer.
7.       Periksa kekencangan V-Belt.
8.       Periksa seluruh jaringan dan sambungan pipa jangan ada yang bocor.
9.       Uji coba jalan Screw Press yang pertama tanpa beban, dapat dimulai. 
1.         Tekan tombol Switch “On” Screw press di panel kotak starter, beban kosong dijalankan ± 10 menit.
2.         Perhatikan ampere meter di panel kotak starter screw press, daya ( ampere ) harus sesuai dengan beban kosong electric motor, makin rendah makin baik, sebaliknya jika ampere tinggi periksa ulang urutan sebelumnya (SEBELUM MENGOPERASIKAN SCREW PRESS).
3.         Setelah percobaan beban kosong ini berjalan dengan baik, Screw press dapat dioperasikan.
4.         Pastikan bahwa mesin digester, dan uliran ampas ( Cake Breaker  Conveyor ) di bawah screw press telah dapat beroperasi dengan baik.
5.         Hidupkan Hydraulic system dan atur posisi Cone sedekat mungkin dengan Dismentling plate sekaligus pastikan bahwa hydraulic System telah disetel.
6.         Buka pintu – corong digester agar buah dapat masuk ke mulut screw press.
7.         Buka kran air panas agar air panas dapat menyemprot ke sangkar pressan ( Press cage ), atur volume air panas antar 180 s/d 200 liter perjam dengan melihat Hot Water Meter ( Optional )
8.         Jalankan sesaat dalam posisi ini hingga melihat ampas keluar dari mulut dismantling plate screw press, kemudian periksa lagi posisi cone dengan tekanan kerja antara 50 s/d 60 Kg/cm2 ( 600 s/d 1000 Psi) sesuai dengan kondisi buah hingga mendapat hasil pressan yang optimal.
9.         Setelah semuanya berjalan lancar dan baik, penyetelan terakhir hydraulic system diperiksa ulang agar setting tekanan kerja ini menjadi permanen, cone screw press ini dapat berjalan otomatis maju dan mundur tanpa dikendalikan oleh operator.
1.         Sebelum mengakhiri operasi screw press, yang perlu diperhatikan adalah buah yang masih berada di dalam sangkar pressan screw press harus benar –benar sudah kosong (habis).
2.         Atur posisi cone mundur / menjauhi Dismentling plate sehingga sisa buah yang masih berada dalam sangkar pressan dapat keluar seluruhnya jatuh ke Cake Breaker Conveyor (Uliran ampas). Saat mengosongkan sisa buah ini harus memperhatikan kemampuan Cake Breaker Conveyor dan Fibre Fan.
3.         Tekan tombol OFF Hydraulic System.
4.         Setelah buah dalam sangkar pressan ( Press cage ) sudah tidak tersisa lagi, tekan tombol OFF Screw Press