Suksesnya perkembangan industri Kelapa Sawit di Indonesia tidak terlepas dari upaya berkesinambungan dalam peningkatan produktifitas tanaman. Salah satu faktor pendukung peningkatan produktifitas ini adalah bahan tanam.
Untuk menjaga eksistensi industri kelapa sawit nasional perlu didukung secara maksimal oleh eksistensi industri perbenihan kelapa sawit di dalam negeri. Untuk itu produsen benih kelapa sawit di dalam negeri perlu meningkatkan jumlah dan mutu benih sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan selera konsumen yang senantiasa berubah secara dinamis.
Pertumbuhan perkembangan industri kelapa sawit yang sangat pesat masih belum dapat diimbangi dengan penyediaan benih secara 6 (enam) tepat yaitu tepat varietas, mutu, tempat, jumlah, waktu dan harga. Sumber benih kelapa sawit hanya ada di Sumatera, Kalimantan dan Jawa yaitu di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Jawa Barat sedangkan daerah pengembangan kelapa sawit ada tersebar dari Aceh sampai ke Papua.
Keberhasilan pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia tidak terlepas dari ketersediaan bahan tanam unggul yang diperoleh melalui aktifitas pemuliaan yang sistematis dan berkelanjutan. Pengembangan industri Kelapa Sawit memerlukan dukungan ketersediaan bahan tanaman dalam jumlah cukup dengan mutu yang terjamin. Mutu benih Kelapa Sawit sangat nyata mempengaruhi hasil dan kualitas tandan Kelapa Sawit, oleh karena itu penggunaan benih unggul merupakan persyaratan utama dalam pengembangan budidaya Kelapa Sawit. Ketersediaan bahan tanam unggul kelapa sawit menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Meskipun hanya menyita 7% dari biaya produksi, namun penggunaan bahan tanam kelapa sawit unggul memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan produktifitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa adanya proses seleksi dan perubahan tipe bahan tanaman pada rentang waktu 30 tahun dapat meningkatkan produktifitas CPO sebesar 72%. Bahan tanam kelapa sawit yang umum digunakan di perkebunan komersil merupakan benih hasil penyerbukan buatan (artificial pollination) antara pohon induk dura (D) dengan pohon bapak Pisifera (P). Selain dari benih, bahan tanam kelapa sawit juga dapat diperoleh dari hasil perbanyakan secara vegetatif melalui kultur jaringan yang dikenal sebagai klon.
Sumber benih kelapa sawit dengan varietas yang telah dirilis:
Untuk menjaga eksistensi industri kelapa sawit nasional perlu didukung secara maksimal oleh eksistensi industri perbenihan kelapa sawit di dalam negeri. Untuk itu produsen benih kelapa sawit di dalam negeri perlu meningkatkan jumlah dan mutu benih sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan selera konsumen yang senantiasa berubah secara dinamis.
Pertumbuhan perkembangan industri kelapa sawit yang sangat pesat masih belum dapat diimbangi dengan penyediaan benih secara 6 (enam) tepat yaitu tepat varietas, mutu, tempat, jumlah, waktu dan harga. Sumber benih kelapa sawit hanya ada di Sumatera, Kalimantan dan Jawa yaitu di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Jawa Barat sedangkan daerah pengembangan kelapa sawit ada tersebar dari Aceh sampai ke Papua.
Keberhasilan pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia tidak terlepas dari ketersediaan bahan tanam unggul yang diperoleh melalui aktifitas pemuliaan yang sistematis dan berkelanjutan. Pengembangan industri Kelapa Sawit memerlukan dukungan ketersediaan bahan tanaman dalam jumlah cukup dengan mutu yang terjamin. Mutu benih Kelapa Sawit sangat nyata mempengaruhi hasil dan kualitas tandan Kelapa Sawit, oleh karena itu penggunaan benih unggul merupakan persyaratan utama dalam pengembangan budidaya Kelapa Sawit. Ketersediaan bahan tanam unggul kelapa sawit menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Meskipun hanya menyita 7% dari biaya produksi, namun penggunaan bahan tanam kelapa sawit unggul memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan produktifitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa adanya proses seleksi dan perubahan tipe bahan tanaman pada rentang waktu 30 tahun dapat meningkatkan produktifitas CPO sebesar 72%. Bahan tanam kelapa sawit yang umum digunakan di perkebunan komersil merupakan benih hasil penyerbukan buatan (artificial pollination) antara pohon induk dura (D) dengan pohon bapak Pisifera (P). Selain dari benih, bahan tanam kelapa sawit juga dapat diperoleh dari hasil perbanyakan secara vegetatif melalui kultur jaringan yang dikenal sebagai klon.
Sumber benih kelapa sawit dengan varietas yang telah dirilis:
OLEH : RAMOTI ULI AGNES SAMOSIR, SP