Jumat, 05 Oktober 2012

Study Kelayakan Kelapa Sawit

A.  PELAKSANAAN SURVEY 

Pembangunan perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus dilakukan dahulu studi kelayakannya, agar didapat keadaan senyatanya keuntungan dan kerugian yang didapat apabila perusahaan akan menginvestasikan dananya guna membangun sebuah perkebunan, langkah langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

I.   IDENTIFIKASI LINGKUNGAN FISIK

Area yang disurvey
Survey Air
Survey Topografi
Pengambilan Sample Tanah
       Melakukan identifikasi lingkungan fisik berguna untuk mengetahui :
  1. Lokasi calon kebun Adalah untuk mengetahui lokasi calon kebun apakah masuk dalam wilayah administrasi desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi juga jarak yang harus di tempuh untuk pencapaian.
  2. Transportasi dan Komunikasi berguna untuk mengetahui transportasi yang dapat dilakukan untuk pencapaian ke lokasi kebun, transport yang akan digunakan, jarak tempuh dan waktu tempuh, juga sarana jaringan komunikasi yang dapat dipergunakan.
  3. Riwayat dan Status Lahan untuk mengetahui status kawasan calon areal apakah masuk dalam kategori APL, HL, HPL atau kawasan Lindung dan lainnya, ini berguna untuk tindak lanjut meningkatkan status perijinan perkebunan selanjutnya (HGU), dengan pengambilan beberapa titik koordinat yang akan di compare dengan peta kawasan dari kehutanan maupun pemerintah daerah rencana tata ruang peruntukan nya (RTRWP/RTRWK)
  4. Kondisi Iklim kondisi iklim yang ada di calon areal perkebunan, data di ambil dari berbagai sumber yang terkait, seperti BMG, dan atau sumber sumber lain nya, data yang diperlukan seperti : curah hujaan, suhu udara, kelembaban udara, Kecepatan Angin, Ketersediaan Sumber Air.
  5. Geologi dan Bahan Induk pengambilan data data jenis batuan dan bahan induk yang terkandung di dalamnya berguna untuk kelayakan pertumbuhan tanaman.
  6. Topografi dan Bentuk Wilayah pengambilan data berupa visual topografi dan bentuk wilayah ini berguna untuk rancangan desian kebun.
  7. Vegetasi. vegetasi dominan di lokasi areal calon kebun, juga kondisi vegetasi dimasukkan kedalam kelas hutan primer, hutan skunder, semak belukar, dan lain sebagainya, ini berguna untuk langkah tindakan landclearing pembukaan areal.
  8. Tanah kandungan tanah pada areal calon perkebunan perlu diketahui untuk pertumbuhan tanaman, seperti ketebalan efektif topsoil, kedalaman pencapaian air resapan tanah, sifat kimia tanah, semua data ini diambil dilapangan dengan mengambil sampling galian tanah yang memanfaatkat satuan peta tanah sebagai acuan penentuan titik sample pengambilan tanah, yang selanjutnya sample sample tadi di bawa ke laboratorium untuk di teliti kandungan nya.
  9. Screening Areal melakukan ploting areal lokasi calon kebun dengan memanfaatkan peta citra landsat dan peta rupa bumi, peta RTRWP/RTRWK, dengan mengurangi factor pembatas, seperti calon perumahan, pabrik, kawasan pemukiman yang inclave, topografi dan kawasan kawasan lainnya, sehingga di dapat luas efektif untuk pembangunan perkebunan. 
 II.     ANALISA SOSIAL EKONOMI

 Pengambilan data sosial ekonomi yang diperlukan seperti:
  1. Administrasi Pemerintahan Mengetahui posisi geografi lokasi calon kebun yang masuk dalam wilayah kepemerintahan, desa, kecamatan dan Kabupaten, termasuk juga luas wilayah kepemerintahan yang membawahinya
  2. Kependudukan Data Demografi kependudukan dalam kelompok umur produktif dan non produktif juga berdasarkan jenis kelamin pada wilayah kepemerintahan calon areal kebun
  3. Mata Pencaharian penduduk
  4. Ketersediaan tenaga kerja Data kelompok umur produktif sebagai bahan dalam menghitung ketersedianya tenaga kerja
  5. Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada
  6. Tingkat pendidikan masyarakat di lingkungan sekitarnya
  7. Agama
  8. Budaya dan Adat Istiadat
  9. Analisa keberadaan pembukaan areal perkebunan
Mengetahui faktor penghambat yang akan di hadapi apabila pembukaan areal tetap dilaksanakan apabila ada, dan solusi yang di diambil untuk meminimalisir benturan benturan yang akan terjadi.

III.   ANALISA KESESUAIAN LAHAN

Lahan Gambut
Penilaian kesesuaian adalah tahapan penelitian lahan untuk penggunaan tertentu dari lahan tersebut, hal mana faktor-faktor pembatas penggunaan lahan diidentifikasikan, kemudian dilakukan cara-cara untuk mengatasi atau menekan faktor-faktor pembatas sedemikian rupa sehingga tercapai produktivitas lahan yang optimal.
Setiap kelas kesesuaian lahan (KKL) dicirikan oleh sejumlah faktor pembatas tertentu yang akan menentukan produksi dari tanaman yang diusahakan.  Di samping penilaian KKL secara aktual maka dinilai juga KKL potensialnya.  KKL aktual ditentukan berdasarkan kepada parameter-parameter lahan sesuai dengan kondisi lahan pada saat survey dilakukan, sedangkan KKL potensial adalah kelas lahan setelah dilakukan perbaikan terhadap faktor pembatas yang ada.

Satuan Peta Tanah (SPT)
  1. Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan Semua karakteristik lahan ditabulasi dan dinilai untuk menentukan kelas kesesuaian lahannya bagi tanaman Kelapa Sawit.  Pentabulasian data dan penilaian dilakukan terhadap setiap Satuan Peta Tanah (SPT) sehingga diperoleh beberapa kelas atau unit kesesuaian lahan (KKL/UKL) yang penyebarannya mengikuti pola penyebaran SPT tersebut.  Evaluasi kelas kesesuaian lahan didasarkan kepada kriteria kesesuaian lahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit, selanjutnya cara penggolongan sub kelas kesesuaian lahan ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatasnya
  2. Pegambilan sampel Pengambilan sampel kesesuaian lahan berpedoman pada sebaran spt yang ada dimana pengambilan sampel kesesuaian lahan secara aktual, seluruh titik sampel sesuai spt yang telah ditentukan  diambil kemudian dibuatkan tabulasi pengelompokan yang pada akhirnya akan  digolongkan menjadi kesesuaian lahan potensial atau tidak dengan menimbang faktor pembatas dan meminimalisir faktor faktor pembatasnya, dan atau rendahnya potensi lahan untuk pertumbuhan tanaman.
  3. Potensi Produksi Dengan menggunakan  indikator yang valid dan dikaitkan dengan Kelompok Kelas Lahan  potensialnya, sudah dapat di prakirakan seberapa  besar potensi produksi rata-rata Perkebunan Kelapa Sawit sesuai standardisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
IV.   ANALISA IKLIM
  1. Klimatologi Data Klimatologi dan Curah Hujan yang mewakili calon lokasi Pembangunan Perkebunan di dapat dari stasiun BMG terdekat. Data data ini diperlukan untuk mengantisipasi bulan basah dan bulan kering juga tingkat curah hujan pada calon lokasi perkebunan dengan indikator tingkat curah hujan rata kelayakan tanaman kelapa sawit, juga intensitas penyinaran matahari perharinya.
  2. Neraca Air Pengambilan data Neraca Air  (water balance) suatu lokasi, akan memberi gambaran suatu daerah dalam keadaan kelebihan atau kekurangan air secara hidrologi dalam waktu tertentu.  Neraca Air dapat digolongkan ke dalam Neraca Air Lokal dan Neraca Air Regional.  Neraca Air Lokal diperlukan untuk mengetahui ketersedian air pertanian dari suatu kawasan terbatas pada kondisi hidrologi yang sama, sedangkan Neraca Air Regional diterapkan untuk suatu daerah aliran sungai yang menggambarkan keseimbangan sumberdaya airnya, untuk mengetahui terjadinya defisit atau surplus ketersediaan air. 
B.   KESIMPULAN DAN SARAN

Dari Hasil survey kelayakan pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut dapat diambil kesimpulan apakah pembangunan akan dilanjutkan atau dihentikan sama sekali, juga saran saran perbaikan yang harus dilakukan dalam meminimalisir faktor faktor penghambat yang ditemukan di lapangan.

Perhitungan tentang Analisa Kesesuaian Lahan dapat di download di sini
  1. http://www.ziddu.com/download/10565478/KriteriaKondisiFisikLahan.pdf.html
  2. http://www.ziddu.com/download/10565501/KriteriaKondisiFisikberbandingTonaseProduksi.pdf.html 
  3. http://www.ziddu.com/download/10566175/AnggaranSurveyKelayakan.pdf.html
Sumber:  http://membangunkebunkelapasawit.webs.com