Jumat, 05 Oktober 2012

Pengolahan Minyak Sawit

Minyak sawit berasal dari buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis), suatu spesies tropis Yang berasal dari Afrika Barat, namun kini tumbuh sebagai hibrida di banyak belahan dunia, Termasuk Asia Tenggara dan Amerika Tengah. Minyak sawit menjadi minyak pangan yang paling banyak diperdagangkan secara internasional pada tahun 2007. Minyak yang relatif murah ini digunakan untuk berbagai tujuan. Permintaan dunia akan minyak sawit telah gelonjak dalam dua dasawarsa terakhir, pertama karena penggunaannya dalam bahan makanan, sabun, dan produk-produk konsumen lainnya, dan belakangan ini sebagai bahan baku mentah bahan bakar nabati. Naiknya tingkat kemakmuran di India dan Cina, kedua negara importir terbesar di dunia, akan menambah permintaan akan minyak sawit dan minyak sayur yang dapat dimakan lainnya untuk berbagai kegunaan. Buah sawit adalah sumber bahan baku CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). CPO dihasilkan dari daging buah sawit, sedangkan PKO dihasilkan dari inti buahnya

Tandan buah segar kelapa sawit harus diolah dalam waktu 24-48 jam sejak dipanen agar tidak mengalami penurunan kualiatas. Jika pengolahan tidak berjalan secara tepat waktu, maka produknya tidak lagi mememuhi persyaratan kelas pangan yaitu kandungan Asam Lemak Bebas (FFA) sekitar 5-6%.

Pengolahan buah sawit menjadi CPO sebetulnya memiliki teknologi proses yang sangat sederhana, yaitu : rebus, peras, dan pisah. Atas dasar tiga hal tersebut inilah pengembangan pengolahan CPO dilaksanakan. Mulai dari yang paling sederhana sampai pada tingkat teknologi tinggi. Pengembangannya tentu dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang diinginkan sesuai kebutuhan pasar, gambaran diagram singkat proses sederhana pengolahan TBS.


Tandan Buah Segar (TBS) dengan mutu yang baik akan menghasilkan :

Kualitas Buah yang dihasilkan tenera (rendemen 22 -24) atau dura (rendemen 17-18%)
1. Minyak sebanyak 20-25%
2. Inti (kernel) sebanyak 4-6%
3. Cangkang 5-9%
4. Tandan kosong (empty fruit bunch) 20-22%
5. Serat (fiber) 12-14%

Sedangkan Buah Berondolan akan menghasilkan:
1. Minyak sebanyak 30-34%
2. Nut (biji) 15-17%
3. Serat (fiber) 14-30%
4. Sampah 2-10%

Sebelum melaksanakan pembangunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) harus mempunyai daya dukung bahan baku yang cukup untuk pelaksanaan prosesnya, berdasarkan perkiraan potensi produksi, maka kapasitas pabrik dapat dihitung.  Dengan asumsi tiga shift kerja perhari (20 jam kerja perhari) dengan 25 hari kerja perbulan serta kapasitas produksi maksimum yang disesuaikan dengan produksi bulanan diperhitungkan sebesar 10,5%, maka untuk mengolah seluruh produksi TBS tersebut akan dibutuhkan pabrik dengan kapasitas minimal (6.000 ha x 20 ton TBS/ha x 10,5%) : (25 hari x 20 jam) = 22,5 ton TBS/jam.  Tanaman kelapa sawit tenera unggul yang bersumber dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit dapat menghasilkan 23 - 28 ton TBS/ha/tahun  Dengan tingkat produktivitas yang demikian, dapat diperoleh sekitar 5.5 - 7,5 ton CPO dan 0,5 ton minyak inti sawit/ha/tahun pada tingkat oil extraction rate (rendemen CPO) 23 – 26% dan kernel extraction rate (rendemen inti) 6,5 – 8% (Asmono et al., 2001).

Pemilihan lokasi pabrik ini dilakukan dengan memperhitungkan adanya batasan- batasan yang umum berlaku antara lain mengenai penggunaan sumber air dari sungai agar dapat mensuplai kebutuhan air untuk pengelolaan sepanjang tahun. Topografi yang ideal untuk pabrik dipilih yang  datar  namun  demikian  pembuatan  loading  ramp  dibutuhkan tempat yang lebih tinggi dari unit rebusan sehingga  perlu dilakukan penimbunan.
 
Lokasi yang dipilih harus memiliki daya dukung tanah yang cukup baik karena tanah harus mampu menopang semua bangunan dan peralatan pabrik  yang  dibangun  diatasnya.    Disamping  itu lokasi  pabrik  harus bebas banjir dan memiliki drainase vang baik.  Pertimbangan lain yang diperhatikan  adalah arah angin yang sering terjadi di lokasi sedapat mungkin   asap   dari   cerobong   pabrik   tidak   mencemari   udara   di lingkungan  komplek permukiman  karyawan  atau penduduk  sekitamya termasuk tingkat kebisingannya. Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah unit ekstraksi  minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dari TBS kelapa sawit. Pengembangan  tanaman  kelapa  sawit  selalu  disertai  dengan pembangunan   pabrik.     Hal  ini  disebabkan   minyak   sawit  mudah mengalami  perubahan  kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan pengolahan.   Perencanaan  pembangunan  pabrik haruslah selaras dengan rencana penanaman dan rencana produksi TBS.
 
Menurut SK Menteri Pertanian No.107/Kpts/2000, sebuah pabrik kelapa sawit   (PKS)   hanya   dapat  didirikan   apabila   perusahaan   tersebut mempunyai kebun yang mampu memasok 50 % dari kapasitas PKS yang akan dibangun (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2004).