5. DEAERATOR
Deaerator berfungsi untuk membuang gas-gas yang terkandung di dalam air pengisian boiler setelah mengalami proses pemurnian (water treatment), seperti gas-gas oksigen, nitrogen dan lainnya yang memungkinkan terjadinya korosi pada bagian instalasi boiler.
Air yang telah mengalami pemurnian masuk melalui sistem penyemprotan (spray type) dan bercampur dengan udara panas yang berasal dari sisa turbine dengan maksud agar diperoleh bintik-bintik air yang halus sehingga gas-gas yang terkandung di dalam air akan keluar ke atmosfir. Sedangkan uap akan terkondensasi oleh air dan air akan menerima panas sampai temperatur yang diinginkan. Temperatur pemanasan air agar terbebas dari gas-gas adalah antara 104°C - 110°C.
Kondisi pada Deaerator :
- Temperatur air masuk : 80 °C
- Temperatur air keluar : 110 °C
- Temperatur uap masuk : 130 °C
- Panas latent uap : 519.3 Kkal / Kg
- Sistem pemanasan : direct injection
Panas yang dibutuhkan oleh deaerator :
Dimana M = Massa aliran air (22.000 Kg / Jam )
Dt = Beda temperatur kerja ( 110 °C – 80 °C = 30 °C )
Cp = Panas jenis air ( KKal/Kg . °C )
Dari persamaan (1) didapat :
Qdea = 22.000 x 1 x 30
= 660.000 Kkal / Jam.
Kehilangan panas pada dinding serta peralatan diperkirakan sebesar 30%, sehingga panas yang dibutuhkan deaerator adalah :
Qdea = ( 1 + 0.3 ) x 660.000
= 858.000 kKal / Jam.
Panas yang diberikan uap dapat dirumuskan :
Qu = (Mu x Lh) + (Mu x Cp x Dt)
= (Mu x 519,3) + (Mu x 1 x 30)
= 549,3 X Mu (Kkal / Kg)
Dimana Mu = Massa aliran uap yang dibutuhkan oleh BFW ( Kg / jam )
Lh (hfg) = Panas latent pada temperatur 130°C
= 519,3 Kkal / Kg ( dari tabel uap )
Panas yang dibutuhkan BFW = Panas yang diberikan oleh uap
Q(dea) = Qu
858.000 = 549,3 x Mu
Mu(dea) = 1.652,22 Kg /Jam
= 1.652 Kg / Jam