Jumat, 10 Juni 2011

SBY: Saya Bukan Penakut dan Peragu

Hindra Liu | Nasru Alam Aziz | Kamis, 9 Juni 2011 | 15:37 WIB 

  

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, dirinya bukan tipe pemimpin yang penakut dan peragu. Hanya saja, ia terkadang memilih mengalah dalam konflik politik.

"Sekali-kali saya berkompromi, sekali-kali saya lebih baik membangun konsensus. Bukan saya ragu atau tidak berani, tetapi karena saya tidak ingin konflik makin menjadi-jadi. Benturan politik itu pada akhirnya dapat membawa negara kita persis seperti situasi 11, 12, atau 13 tahun yang lalu. Itu agar politik tidak terlalu panas," tutur Yudhoyono saat menyampaikan kuliah kepresidenan bertajuk "Kepemimpinan" pada acara "Indonesia Young Leaders Forum" di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (9/6/2011

Di hadapan para pemimpin muda, jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, pengurus DPP Hipmi, dan media massa, Presiden menyatakan lebih menitikberatkan kerja sama dan kemitraan dalam menyelesaikan permasalahan politik di Indonesia. Presiden tak menginginkan terjadi konfrontasi dalam penyelesaian politik di Indonesia.

Menurut dia, itulah gaya, pilihan, dan kepercayaannya dalam memimpin. Presiden juga mengakui terkadang bersikap pragmatis. Menurut Yudhoyono, bersikap pragmatis bukan berarti tak memiliki visi. Ia kemudian mengajak pemerintah dan rakyat untuk bersama-sama melihat tujuan dan sasaran jangka menengah dan jangka panjang Indonesia.

Presiden juga menyadari banyaknya kritik yang diarahkan kepada dirinya selama memimpin Indonesia. Ia menyatakan percaya pada reformasi, bukan revolusi. Pasalnya, kata dia, reformasi memungkinkan pembangunan yang berkelanjutan, stabil, dan seimbang, sementara revolusi hanya mengakibatkan penjungkirbalikan dan kekacauan.

Ia menceritakan, selama tujuh tahun memimpin Indonesia, kerap kali menghabiskan akhir pekannya untuk mengatasi masalah yang terus mengalir. "Terkadang, Sabtu-Minggu pun kita harus menghabiskan waktu to solve the problem, to handle the critical issues. Akan tetapi, ini tidak selalu saya sampaikan kepada rakyat dan media massa supaya (masalah tersebut) cepat selesai dan tidak menjadi isu atau kekhawatiran baru," ungkapnya.