Tampilkan postingan dengan label Press Station. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Press Station. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Agustus 2012

Cara kerja Screw press


Macam-macan dan proses kerja dari Screw press di Pabrik kelapa sawit

a.      Tipe screw press

Terdapat tiga tipe Screw Press yang umum digunakan dalam PKS yaitu Speichim, Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap efisiensi pengempaan. Alat kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk berdasarkan grafitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi volume ulir yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi. Melihat kondisi ini beberapa pabrik pembuat screw press menggunakan feed screw, karena disamping pengisian yang effektif juga melakukan pengempaan pendahuluan dengan tekanan rendah sehingga minyak keluar. Hal ini akan membantu daya kerja dari screw press, karena kandungan minyak telah berkurang, yang sering mengganggu dalam pengepresan yaitu membuat kenaikan bahan padatan bukan minyak dalam cairan (Gambar 4.9).
Penggunaan feed screw akan menimbulkan pertambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan perhatian yang lebih intensif.
Type Stork memproduksikan alat press yang terdiri dari alat menggunakan feed screw dan tanpa feed screw. Sedangkan Usine de Wecker tidak dilengkapi dengan feed screw.
Screw press terdiri dari single shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya kapasitasnya lebih tinggi dari single shaft (75).



Tekanan Berlawanan

Pengerak poros screw press dilakukan dengan electromotor yang dipindahkan dengan belt, gigi dan hydroulic. Power dengan putaran sebesar 19-12 rpm untuk menggerakkan alat screw. Efektifitas tekanan ini tergantung pada tekanan tahanan lawan pada adjusting cone. Tekanan pada Hydraulic Cone yang sesuai untuk “Single Stage Pressing” diberikan tekanan pada tahap awal 40-50 bar dan pada Double Pressing (Gambar 4.10) menggunakan tekananpertama 30-35 bar dan pada pengepressan kedua diberi tekanan 40-50 bar (65).
Untuk  menurunkan kadar minyak dalam ampas, tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur Cone, hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan Screw Press, bahkan dapat menyebabkan terbakarnya Electromotor .
Tekanan kerja Cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya.
Kerusakan Cone yang terjadi di pabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa diperbaiki, dan operasi alat Press dilakukan dengan pengaturan secara manual amper arus masuk pada Panel Board, hal seperti ini harus dihindarkan karena sangat bertentangan dengan prinsip kerja alat Continuous Pressing dan berakibat kerusakan yang cepat pada Electromotor.

Stabilitas Tekana

Tekanan yang terlalu bervariasi akan memberi pengaruh negatif terhadap proses penge-press-an dan terhadap alat press itu sendiri. Penyetelan yang dilakukan pada Electromotor dan Cone yang secara sendiri-sendiri akan sulitt mempertahankan tekanan stabil yang diperlukan. Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada Screw Press dapat dilakukan dengan cara mengganti “Gear drive” dengan “Hydraulic Transmissi” sehingga ganjalan-ganjalan yang terdapat dalam screw press yang disebabkan variasi bahan baku dapat diatur secara otomatis. Alat ini kini sudah banyak dikembangkan pada Screw Press. Keuntungan dari alat ini ialah dapat mengatur sendiri tekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam screw press, serta dapat diatur arah putaran Screw–nya sehingga Cake yang berbeda dalam Cylinder Press dapat dikeluarkan.

Tujuan menstabilkan tekanan Alat Press adalah :

a.   Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan ex Digester masuk kedalam Screw Press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.
b.   Menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka jumlah biji pecah semakin tinggi.
c.   Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti Screw, Cylinder Press dan Electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.

Untuk menstabilkan tekanan press maka dilakukan suatu sistem interlocking antara power penggerak Screw dengan Hydraulic Cone. Dengan cara ini satu dengan lainnya saling mengurangi lonjakan-lonjakan tekanan baik karena variasi adonan maupun akibat perobahan tegangan arus listrik.





c.      Air Pengecer

Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake yang berada dalam alat press dari atas bagian tengah dan atau di chute Screw Press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air pengencer maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak dapat berakibat terhadap :

a.      Kandungan air Cake

      Kandungan air Cake yang tinggi dapat menyebabkan proses :

i.   Pemecahan Cake yang lebih sulit dalam Cake Breaker Conveyor (CBC). Hal ini sering menyebabkan beban CBC yang terlalu berat.
ii.  Semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan semakin menurun yang dapat memperkecil kapasitas dan efisiensi Boiler.
iii. Pemeraman biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan lebih dan dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi biji yang lebih rendah.

b.   Penurunan kapasitas Screw Press akibat bertambahnya kandungan air dan kecepatan gerak Cake dalam formasinya.

Jumlah air pengencer yang diberikan, menurut hasil percobaan pada beberapa alat screw press yaitu 50-75% terhadap kandungan minyak dalam adonan tersebut, misalnya jika rendemen minyak 22% dengan kapasitas Screw Press 10 ton TBS/jam maka air yang disemprotkan sebagai air pengencer sebanyak 1,1 – 1,65 M³.
Apabila suhu air yang terdapat pada Hot Water Tank tidak cukup panas, maka sering dilakukan dengan pemberian steam langsung kedalam Screw Press. Cara ini tidak dibenarkan, karena terjadi kerusakan mutu minyak yakni derajat Bleachability yang jelek yang dapat diketahui dari nilai DOBI yang menurun (60). Oleh sebab itu disarankan agar pemakaian uap langsung dihindarkan sedangkan kekurangan panas dapat diatasi dengan melakukan pengawasan terhadap pemanasan air dalam Hot Water Tank.

Kamis, 31 Mei 2012

Cara kerja Sistem Hidrolik

Add caption



1. Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump piston pump No.4) di dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertikal diatas tangki hidrolik.





  2.  Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump (No.4) melalui sebuah Check Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2 Ball Valve-Manifold Block (No. 5).

  3Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve (No.6) ini, berfungsi  mengatur dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan  mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.
4.      Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk membuka katupnya pada saat beban screw press naik dan menutupnya pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah CT yang terpasang di dalam kotak starter.
5.      Silinder  hidrolik mempunyai  dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di belakang. Tekanan minyak yang  masuk ke jalur depan, sumbu silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu hidroliknya maju.
6.      Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17), kemudian disaring oleh Return Line Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.
7.      Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat melihat penunjuknya pada PressureGauge (No.11). Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) dan SolenoidUnloading Valve (No.11) berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge (No.11). 
8.      Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat dilihat pada Fluid Level Gauge (No.15).
9.      Pengoperasian sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah Pressure Switch .
10.  Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik tetap bekerja).
11.  (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien karena biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.
Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalm keadaan ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu panas sehingga mudah terbakar.
Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat rusak dan sompel.
Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas nitrogen setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.

tags : hidrolic system, tekanan hidrolic, trouble hidrolic, manual hidrolic, auto hidrolic, selenoid hidrolic, teori hidrolic, aliran hindrolic, hidrolic di pabrik, hidrolichydraulic system, hydraulic pump, hydraulic oil, hydraulic cylinder, hydraulic motor, hydraulic mechanic